Ilmu Boleh Setinggi Langit, Tapi Jangan Tinggalkan Sejarah

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang- “Aku Pahlawan Masa Kini” menjadi tema dalam peringatan Hari Pahlawan ke-74, Minggu (10/11/2019). Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie mengungkapkan, setidaknya terdapat tiga hal yang menjadi perhatian generasi muda sebagai pahlawan masa kini dan mendatang. 

Pertama, di era industri 4.0 kaum milenial dapat memrediksi dan melihat peluang-peluang di masa mendatang, sehingga untuk menjadi pahlawan tidak dengan mengangkat senjata melainkan bersaing dengan kompetisi yang dimiliki, untuk dapat go internasional. Kedua, sebagai negara yang kaya akan kebudayaan dan sumber daya alam, anak muda harus kreatif dan inovatif untuk dapat mengelola sumber daya yang dimiliki agar tidak dikelola oleh pihak asing.

“Sangat disayangkan kalau kekayaan kita itu ternyata yang mengeksplorasi dan mengeksploitasi adalah pihak luar. Nah disitulah terkait yang pertama harus ada semangat kejuangan, inovasi, kreativitas serta kompetisi yang tidak kenal batas,” jelas Herru saat ditemui usai menabur bunga di atas KAL Pulau Menjangan, Minggu (10/11/2019).

Ketiga, perlu diingat dan selalu diingat, NKRI terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama atau biasa disebut bangsa majemuk. Sehingga toleransi merupakan hal paling penting untuk menjaga NKRI sebagai bentuk kepahlawanan.

“Saya titipkan kepada rekan-rekan muda, bahwa ilmu boleh setinggi langit, boleh kemampuannya melebihi yang lain, memasuki kompetisi internasional, tetapi jangan lupakan akar sejarah,” tegasnya.

Sementara itu, Puteri Maritim Jawa Tengah 2018, Ammelia Lisa Ariyanto menyatakan, pada era 4.0 yang semakin mengedepankan teknologi, mencerminkan kecerdasan seseorang, baik kecerdasan emosional maupun fisik. Sehingga penting untuk membuat rekam jejak secara digital yang tentunya berupa torehan prestasi. Sedangkan untuk menjadi pahlawan dimulai dari dalam diri sendiri sebelum menjadi pahlawan untuk orang lain.

“Yang pasti cinta dulu (cinta diri sendiri), kalau kita sudah cinta pasti kita akan berkorban, berjuang, mempertahankan apapun yang ada untuk orang-orang di sekeliling kita,” ungkap sosok yang akrab disapa Ammel ini.

Hal senada disampaikan Putera Maritim Kalimantan Tengah 2017, Dani Santoso. Menurutnya, bentuk kepahlawanan adalah perbuatan yang disampaikan secara tulus dari hati. Untuk menjadi pahlawan terhadap diri sendiri, dengan berbuat apa yang bisa dilakukan tanpa berpangku tangan untuk gerakan perubahan.

“Gali bakat kalian. Mungkin yang dulu belum tahu bakatnya apa, digali terus lalu kembangkan bakat yang dimiliki,” ujarnya.(p/ab)